Oleh: Muhammad Fairuzabadi
email: fairuz@upy.ac.id
Pendahuluan
Metode analisis & desain terstruktur diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata. Teknik terstruktur merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah.

Desain terstruktur merupakan aktivitas mentransformasikan hasil analisis kedalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).
Elemen Desain Terstruktur
Adapun elemen-elemen desain terstruktur sebagai berikut
- Modul merupakan sebuah instruksi atau sekumpulan instruksi program yang terdiri dari : masukan, keluaran, fungsi, mekanisme dan data internal.
- Bagan terstruktur: Menggambarkan partisi sistem ke dalam : modul-modul, organisasi, dan komunikasi. Keuntungannya; Menggunakan gambar, Dapat dipartisi, Fleksibel, Input sangat berguna pada implementasi, Membantu pemeliharaan dan modifikasi.
- Strategi Desain: Mentransformasikan hasil analisis (DFD) menjadi Bagan Terstruktur, untuk diimplementasi. DFD memperlihatkan aliran data dan informasi dari sistem. Jika dalam suatu DFD aliran datanya ditentukan oleh suatu data item, misalnya ‘T’ yang mempunyai nilai/ karakteristik tertentu, kemudian nilai ini akan mempengaruhi atau menentukan arah aliran data (men-trigger arah), maka titik proses dimana terjadi percabangan arah aliran data tsb disebut titik pusat transaksi
- Optimasi dari Desain
Ciri-Ciri Analisis dan Desain Terstruktur
Merancang berdasar modul

- Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independen
- Bekerja dengan pendekatan top-down. Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai tingkat modul (rinci)
- Dilakukan secara iterasi. Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik
- Kegiatan dilakukan secara pararel Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara pararel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem
Metodologi Desain Terstruktur

Metodologi pemecahan fungsional
Metodologi ini menekankan pada pemecahan sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang, dan diterapkan.
Metodologi berorientasi data
Metodologi ini menekankan pada karakteristik data yang akan diproses.
Prescriptive methodologies
Metodologi ini merupakan metodologi yang dikembangkan oleh sistem house dan pabrik-pabrik perangkat lunak dan tersedia secara komersial dalam paket-paket program.
Kelebihan Analisis & Desain Terstruktur

- Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
- Merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer 3.Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan ADT bagus untuk digunakan
- Merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industri
- Sudah diterapkan begitu lama sehinga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan
- Memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
- Relatif Sederhana dan mudah dimengerti
Kekurangan Analisis & Desain Terstruktur (ADT)
- Berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional
- Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan ADT
- Prinsip dasar ADT merupakan pengembangan non-iterative (waterfall)
- Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena system telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan
- Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untik melakukan evaluasi.
- Pada ADT sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan memulai membuat system
- ADT tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna ADT tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek
Kegiatan Desain yang Harus Dilakukan dalam ADT

- Desain arsitektural
merancang struktur modul perangkat lunak dengam mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). - Desain data
Mendesain struktur data yang dibutuhkan serta desain skema basis data dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD). - Desain antarmuka
Mendesain antarmuka perangkat lunak dengan pengguna antarmuka dengan sistem lain, dan antarmuka antar-modul. - Desain prosedural
Mendesain detil dari setiap fungsi pada modul Notasi yang digunakan bisa berupa flow chart, algoritma, dan lain-lain
Alat Pengembangan Grafik ADT

Hierarchy Plus Input-Process-Output (HIPO)
HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output), adalah alat dokumentasi program yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system digambarkan oleh fungsi utamanya.
Structure Analysis and Design Technique (SADT)
Structured Analysis and Design Technique, memandang suatu system terdiri dari dua hal : benda (obyek, dokumen atau data) dan kejadian (kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau prangkat lunak). Menggunakan dua tipe diagram yaitu, diagram kegiatan (activity diagrams, disebut actigrams) dan diagram data (data diagrams disebut datagrams)
Structured Chart
Digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan organisasi dari sistem informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan submodule dengan menunjukan hubungan elemen data dan elemen kontrol antara hubungan modulnya sehingga memberikan penjelasan lengkap dari sistem dipandang dari elemen data, elemen kontrol, modul dan hubungan antar modulnya.
Data Flow Diagram (DFD)
Digunakan untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau system baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut menglir (misalnya lewat telpon, surat dan sebaginya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, mcrifile, harddisk, tape, diskette dan lain sebagianya)
Warnier/Orr Diagram (W/O)
W/O adalah metodologi yang dikembangkan oleh Jean Doimininique Warnier pada awal tahun 1970-an dan dikembangkan lebih lanjut oleh Ken Orr. W/O mirip dengan hierarchy chart yang dibuat secara vertikal dan dikembangkan secara horisontal.
Jackson’s diagram (JSD)
Jackson’s System Develpoment (JSD) membangun suatu model dari dunia nyata (real world) yang menyediakan subyek-subyek permasalahan dari system.
Bagan Analisis dan Desain Terstruktur

- Bagan Alir Sistem, bagan air yang menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran secara fisik.
- Bagan Alir Program, bagan air yang menunjukkan kontrol dari sebuah program dalam sebuah sistem.
- Bagan Alir Kertas Kerja
- Bagan Alir Formulir, bagan air yang menunjukkan kontrol dari sebuah sistem aliran formulir (Dokumen).
- Bagam Alir Hubungan Basis Data, bagan alir yang menunjukkan relasi antar tabel dari sebuah basis data.
- Bagan Alir Proses, bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
- Bagan Tata Letak, bagan yang menggambarkan tata letak (tampilan) antarmuka sistem
- Bagan Distribusi Kerja, bagan yang menggambarkan distrbusi/ pembagian kerja dari suaru organisasi.
- Bagan Organisasi, bagan yang menyampaikan struktur internal perusahaan secara visual dengan menjelaskan peran, tanggung jawab, dan hubungan antar individu dalam suatu lembaga atau organisasi.
Teknik Analisis dan Desain Terstruktur
Teknik-teknik dalam pendekatan analasisi dan desain terstruktur sebagai berikut:

- Teknik Manajemen Proyek, usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas
- Teknik Pengumpulan Fakta
- Kuisioner, suatu teknik pengumpulan fakta yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
- Observasi, suatu aktivitas pengamatan terhadap sebuah objek secara langsung dan mendetail guna untuk menemukan fakta-fakta mengenai objek tertentu.
- Wawancara, suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang narasumber (orang yang memberikan informasi).
- Pengambilan Sampel
- Teknik Menjalankan Rapat, Selama proses pengembangan sistem dilakukan, sering kali rapat-rapat diadakan baik oleh tim pengembangan sistem sendiri atau rapat antara timpengembangan sistem dengan pemakai sistem dan manajer. Rapat dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu sebagai hasil diskusi yang di pimpin oleh pemimpin rapat. Kemampuan analisis sistem untuk memimpin atau berpartisipasi di dalam suatu rapat merupakan hal yang penting terhadap kesuksesan proyek pengembangan sistem. Analisis sistem merupakan orang yang banyak terlibat langsung dalam rapat-rapat ini, baik sebagai anggota rapat maupun sebagai pimpinan rapat, sehingga harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang teknik-teknik rapat.
- Teknik Analisis Biaya dan Manfaat
- Payback Period (PP), Metode ini menilai proyek investasi dengan dasar lamanya investasi tersebut dapat tertutup dengan aliran kas masuk. Metode ini tidak memasukan faktor bunga kedalam perhitungannya.
- Net Present Value (NPV), Metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi proceed atau arus dari uangnya. NPV dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan total proceed tiap-tiap tahun yang dinilaiuangkan ke tahun awal dengan tingkat bunga diskonto
- Internal Rate Return (IRR), metode tingkat pengembalian internal juga merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Pada metode NPV tingkat bungan yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya, sedang pada metode tingkat pengembalian internal/internal rate of return (IRR) ini, justru tingkat bunga tersebut yang akan dihitung. Tingkat bunga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari tiap-tiap proceed yang didiskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial cash outflow (nilai proyek).
- Return of Investment, metode penngembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya
- Teknik Inspeksi, Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan inspeksi (inspection) sedangkan yang tidak formal disebut dengan walkthrough. Maksud dari inspeksi dan walkthrough adalah untuk meyakinkan bahwa dokumentasi yang telah dibuat oleh tim pengembangan sistem secara teknik adalah tepat dan layak.