Warna bukanlah warna jika tidak menyesuaikan warna bibirmu.
Mahkota bukanlah mahkota, jika tidak bertahta di gelungmu
Puisi bukanlah puisi, jika tidak memerahkan pipimu
Nyanyian bukanlah yanyian, jika tak membuat bersenandung
Doaku tidaklah lengkap, jika tidak mengeja namamu
Kudustakan terbitnya fajar, jika terjaga tak melihatmu
Hari akan mendung tanpa senyummu.
Hidup bukanlah hidup tanpamu
Met Milad Bunda, Barokallah fi Umurik.
apa yang ku kuatirkan
jika di matamu kulihat kerlip masadepan
apa yang ku kuatirkan
jika di nafasmu kuhirup aroma embun pagi
apa yang ku kuatirkan
jika di gengaman tanganmu langkahku mengayun
apa yang ku kuatirkan
jika di sentuhanmu kurasakan syahdu semilir angin
Ya… aku tak mengkuatirkan diriku
Yang ku kuatirkan tak membuatmu tersenyum..
Salam rindu di warna pelangi
Yang meloncat riang diawan-awan
Yang bias oleh tangis langit dan intipan mentari
Yang mencoreti hari kita dengan segala tinta
Salam rindu di birunya laut
Yang meriak riang diombak-ombak
Yang latah oleh warna langit dan tatapan garang mentari
Yang meng “hura haru” di segala hari kita
Salam rindu di kokohnya gunung
yang menjulang menantang angkasa
yang jinggakan langit kala mentari mengecup cakrawala
yang menyemangati dipagi dan senja kita
heeeeeeeeem, apalagi ya…
Pokoknya, Salam rindu untukmu disegala warna, disegala musim, disegala waktu, disegala tempat.
hehehe…..